Semifinal pertama antara Portugal kontra Spanyol telah usai dengan kemenangan untuk Spanyol, walaupun disudahi oleh adu penalti. Sebenarnya banyak peluang emas yang tercipta sepanjang 90 menit waktu normal, maupun 30 menit tambahan. Sayangnya (atau bisa saya bilang sialnya) kesamaan permainan antar tim membuat peluang itu dapat dimentahkan begitu saja.
Dengan ini Spanyol melangkah ke final, dan mematahkan mitos bahwa pemenang EURO sebelumnya tidak akan bisa menembus final di turnamen selanjutnya. Ada beberapa fak or menarik dari pertandingan dini hari tadi, diantaranya seorang CR7 tidak mampu untuk membuktikan kualitas dirinya. Saya tidak mengatakan bahwa permainannya buruk, malah sebaliknya. Beberapa kali saya lihat tendangannya sangat berbahaya bagi gawang Iker Cassilas. Insting dan pergerakannya yang tajam memang harus diwaspadai oleh tim manapun, olehkarena itu tepat jika German mengunci pergerakannya di awal fase grup. Bersaing memperebutkan titel ballon d'or dengan rivalnya Lionel Messi, membuat CR7 bermain imprensif di turnamen ini, tercatat dia telah mengemasi 3 gol di gelaran EURO 2012. Hanya saja, faktor tiang gawang menjadi temannya kali ini.
Gambaran el classico dalam balutan kostum timnas memang terbukti. Alur permainan, tempo, operan silang kiri kanan mengingatkan saya pada permainan Real Madrid dan Barcelona. Strategi "false nine" pun bukannya tanpa cacat. Dengan dimainkannya tiga midfield yang juga berfungsi sebagai striker, Spanyol tidak bisa menghasilkan rekor sempurna atau kemenangan telak kala menghadapi tim besar. Artinya pergerakan Iniesta-Xabi-Xavi memang kompak, tapi dengan itu peran mereka akan tumpang tindih ketika masuk pertahanan lawan. Peran Torres pun yang semestinya bisa bersinar seakan-akan tidak dibutuhkan.
Dari kubu Portugal, ketergantungan terhadap Ronaldo harus segera disudahi. Mereka masih punya Pepe dan Nani, serta Verela yang diawal fase grup bermain bagus. Toh tendangan penalti Ronaldo membuktikan bahwa dia hanya pesepakbola biasa, yang bisa membuat kesalahan. Sekali lagi adu penalti seperti melempar koin antara dua sisi, keberuntungan dan kesialan.
Review: German Italia
Melihat pertandingan hari ini, kedua timnas mempunyai tambahan motivasi. Masuknya Spanyol yang mematahkan semua mitos sepakbola ke final, menjadi pembuktian bahwa pertandingan selalu ada selama 90 menit, dan selama itu apapun bisa terjadi.
Pulihnya Schweinsteinger dari cedera membangkitkan semangat tim, betapa tidak, Schweini sudah menjadi roh bagi die mannschaft. Kehadiran Schweini bisa membuat barisan pertahanan German tenang, karena memudahkan Kheidira atau Lahm bergerak mengubah-ubah posisi. Saya prediksikan bahwa lima belas menit pertama kedua tim akan bermain Wait and See. Tapi ketika salah satunya dapat menguasai pergerakan bola, maka kemenangan sudah pasti di tangan.
Allez, Die Nationalmannschafft
Posted via BlogPost
Tidak ada komentar:
Posting Komentar