Minggu, 10 Juni 2012

Resensi Buku: Artemis Fowl and The Lost Colony



Apa jadinya jika dua anak genius saling beradu? Hal ini yang tengah dialami oleh Artemis Fowl, dan juga bencana bagi Kaum. Satu Artemis Fowl sudah cukup membuat dunia bawah kalang kabut, sekarang muncul lagi seorang gadis dengan IQ tinggi yang berambisi untuk mendapatkan nobel perdananya,parahnya dia juga mengetahui bahwa Peri itu ada, Minerva Paradizo.
Setelah aksi penuh ketegangan dengan kudeta Opal Koboi, Artemis menemukan elemen lain yang akan muncul ketika persamaan energi waktu mencapai titik temu, yaitu Demon. Walaupun masih berhubungan dengan para peri, Demon terpisah setelah perang besar di Traille yang membuat mereka disegel di sebuah pulau bernama Hybrass oleh para warlock demon.

Artemis semakin tertantang untuk mengetahui rahasia dibalik kemunculan demon ini setelah perjalanannya menembus ruang dan waktu. Tetapi, Minerva yang dipenuhi oleh ambisinya mempresentasikan Demon sebagai karya ilmiah juga memikirkan hal yang sama. Kejadian semakin menarik ketika sesosok Demon bernama No.1 -yang menolak sifat Demonish dalam dirinya, dan lebih beradab- muncul di permukaan bumi. Artemis harus mengakui kecerdikan Minerva ketika gadis itu berhasil menculik No.1 di depan matanya. Mau tidak mau Artemis harus merebut kembali No.1 dibantu dengan teman-temannya (mantan kapten) Holly Short si elf yang kini beralih menjadi detektif swasta, Foaly si Centaur maniak teknologi, dan mantan kurcaci kriminal Mulch Diggums untuk menembus rapatnya kediaman Paradizo di mana Minerva menyekap No.1.

Kehadiran Demon ini juga membawa masalah tersendiri bagi kelangsungan semua makhluk, karena mantra waktu yang menopang Hybrass mulai runtuh. Belum lagi kawanan demon haus darah yang berniat kembali ke bumi untuk balas dendam. Tidak ada lagi waktu untuk berpikir, Artemis harus membuat keputusan cepat untuk mengakali saingannya dan berpacu dengan waktu. Masalahnya selain Demon, Artemis muda kini tengah dipusingkan juga dengan perasaan cinta. ^^

Buku kelima dari seri Artemis Fowl karangan Eoin Colfer ini semakin menyajikan plot yang menarik. Colfer pandai memadukan fiksi dan kenyataan,sehingga tidak membuat pembacanya bosan mengikuti serial bocah genius ini. Perpaduan antara karya sastra dengan penjelasan ilmiahnya pun diolah dengan baik, selain itu dia memasukan beberapa karakter baru yang mempunyai andil dalam perubahan sifat Artemis. Dari segi cerita yang ingin Colfer sampaikan, saya menangkap pesan bahwa penjahat yang sesungguhnya bukan mereka yang kejam dalam membunuh, tapi orang yang mampu merencanakan segala sesuatu secara akurat, efektif, dan efisien.

Tapi Artemis sendiri adalah anak laki-laki, yang bahkan belum genap berusia 17 sekarang. Pertemuannya dengan banyak orang lambat laun mengubah cara pandang dirinya. Di buku ini mungkin anda juga harus bersiap-siap terkejut karena ada perkembangan yang tidak akan anda duga sebelumnya. Maka saya sarankan anda untuk duduk tenang dengan segelas teh hangat, dan bukalah halaman pertama dari Artemis Fowl and The Lost Colony ini. Happy Reading ~~

Judul Buku : Artemis Fowl and The Lost Colony (Indonesia: Artemis Fowl dan Koloni yang Hilang)
Pengarang : Eoin Cofler
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2012
Tebal : 416 halaman

Posted via BlogPost

Tidak ada komentar: