Minggu pagi ini saatnya bersantai di tempat tidur, menikmati satu scoope es krim C******na rasa capucino dan menyalakan TV. Miris yah, kalau dulu pas saya masih kecil, dari jam 6 pagi sampai nanti jam 12 pasti banyak banget film-film kartun. Mulai Kesatria Baja Hitam, Sailormoon, Doraemon, Dragon Ball (dua film terakhir ini menjadi film kartun terlama menurut saya), sampai Power Ranger dengan 5 orang jagoan. Belum lagi film keluarga seperti The A team, MacGyver, atau Lassie. Nah yang bikin ilfeel, di pagi yang indah seperti iklan minuman isotonik yang ceweknya caem banget, malah dah ada tayangan gosip khas ibu-ibu. Mulai dari artis A maen film, artis B pacaran lagi, sampai pasangan C dan D yang memamerkan hidup bak superstar.
Okelah think positif, memang itu yang digemari oleh sebagian besar masyarakat kita sekarang, padahal rasanya pengen deh nonjok itu artis-artis yang keliatannya sok pinter dan sok ide. Sampai ada liputan tentang tujuh orang cewe yang nyanyi-nyanyi sambil joged-joged kayak orang kena step. Oh ini toh girls band yang lagi jadi pembicaraan keponakan-keponakanku. Kayaknya belum habis deh booming artis korea di Indonesia. Saya juga salah satu penggemar Rain, artis negeri gingseng itu, dan untuk penggemar J-pop atau K-pop tentu ga asing lagi dengan band-band seperti ini. Ada Superjunior yang notabene dicopycat oleh band yang ngakunya sih personilnya cakep semua (saya sendiri ga ngerti standar cakep mereka apa, soalnya ada yang rambutnya kayak jagung, yang model rambutnya kayak jamur kinoko lah, atau yang nyengir mirip kayak kambing di iklan sepeda tahun 98), girls band SNSD yang kini ditiru oleh ketujuh cewek itu.
Mendengarkan wawancara mereka ada beberapa hal yang bikin saya geleng-geleng kepala sembari disesuaikan oleh logika saat ini. Ini beberapa inti sari wawancara mereka setelah manggung di acara musik yang agak alay
1. Mereka mengatakan bahwa mereka berasal dari daerah yang berbeda-beda dan profesi yang berbeda tapi berkaitan. (Logika saya = okelah mereka berbeda-beda tapi dikumpulkan dalam managemen bukan dari profesi. Yang penting tampang mendukung, ga bisa nyanyi ga masalah, asal punya banyak duit. Lagian dari model-desainer-guru bahasa inggris kaitannya apa?)2. Mereka berkilah akan memberikan nuansa musik yang berbeda di Indonesia (Logika saya = sebelum booming K-pop dan boyband, era dulu udah ada non girls band yang dikumpulkan dari bintang bertalenta. Contoh Ab-three, RSD, sampai yang suara standar tapi lagunya masih terkenang yaitu Bening. Jadi mau memberikan nuansa yang beda gimana? toh dilihat dari kacamata manapun bahkan kacamata kuda yang mereka jual bukan suara tapi tetap saja sensualitas, walaupun secara implisit)
3. Kita tidak meniru artis manapun kok (logika saya= hahahaha ketawa garing, ga mungkin girls. Artis besar manapun pastilah punya seseorang yang dijadikan panutan, inspirasi, dan model buat mereka. Penggemar K-pop atau J-pop pastilah beranggapan bahwa kalian 100% penjiplak)
Lucu ya? Seperti yang saya bahas, setiap orang pasti punya panutan untuk mereka tiru. Perbedaannya terbagi menjadi 2 tipe. Pertama, orang yang mengakui mengidolakan artis atau aktor tertentu dan berusaha menyamai atau melebihinya. Namun menjadikan orang yang menginspirasinya itu sebagai batu loncatan untuk menjadi diri sendiri, membuat gaya sendiri dan akhirnya tampil di hadapan kita sebagai dirinya. Kedua, orang yang hanya bisa meniru namun tidak pernah mengakui hal tersebut. Plagiat, dan ini kayaknya menjadi penyakit yang semakin dilumrahkan oleh sebagian besar orang.
Kemudian, jalan menjadi artis sekarang pun instan. Cara cepat, kalau kalian punya modal gede, sewa aja management yang bisa ngorbitin kalian. Beli lagu dari pencipta handal, atau minta jatah peran di tayangan striptease, eh striping (bener ga pelafalannya? yah tayangan kejar tayang deh). Cara agak lama namun murah, upload aja video ke situs pengunggah terbesar, buktinya Keong racun -Sinta Jojo aja bisa terkenal, padahal saya liat ini biasa aja, lebih lucu versi orang bulenya. Video nyanyi di kamar mandi mungkin bisa melejitkan nama kalian, patut dicoba bukan?.
Intinya, sah-sah saja mengidolakan orang, akan tetapi bedakan antara mengidolakan, dengan menjiplak. Tidak ada salahnya mengakui bahwa inspirasi kita adalah mereka, berharap menjadi sukses seperti mereka, namun mengklaim sebagai orang yang innocent dalam menjiplak membuat orang muak. Perlu diingat, walaupun 99% masyarakat kita adalah orang yang mudah dibodohi, namuan masih ada 1% dari mereka yang melek informasi, dan bisa berpikir kritis. Jadi,gak gak gak level, aku ga level ama artis murahan deh...